SN1 dan E1 ini sering kali memiliki langkah yang sama yang mana sama pembentukan Karbokationnya.
-Dalam reaksi SN 1,nukleofilnya itu menyerang karbokation
-Dalam E1,bsis menghilangkan proton beta pada atom H yang membentuk ikatan baru.
Dalam reaksi SN1,adalah reaksi subtitusi nukleofilik dalam senyawa organic.dan dalam reaksi E1,merupakan reaksi unimolekuler dan sedangkan reaksi E1 merupakan reaksi eliminasi Unimolekuler.
Reaksi SN1 merupakan reaksi subtitusi dimana subtituen baru di subtitusikan dengan subtitusi yangada dalamm senyawa organic.Sedangkan reaksi E1 merupakan Reaksi eliminasi dimanaa subtituen yang ada di hapus dari senyawa organic.
Satu hal yang perlu diketahui adalah reaksi SN1 itu adalah reaksi subtitusi sedangkan reaksi E1 itu merrupakan reaksi eliminasi.
SN1
1.reaksi subtitusi nukleofilik dalam s.enyawa organik
2.memmbutuhkan nukleofil untuk membentuk karbon
3.termasuk subtitusi nukleofil
meliputi eliminasi gugus fungsional
4. tidak ada formasi iatan rangkap yang dapat di amati pada SN1
5. tidak ada jenuh yang terjadi Aabila selesai reaksi
6. Satu atom karbonpusat terlihat dalam reaksi SN 1
Sedangkan E1.
1.Reaksi eliminasi uninolekuler
2.Memerlukan nukleofil untuk membentuk karbon
3.meliputi eliminasi gugus fungsional
4.Terbentuk antara dua atom karbon dalam reaksi E1
5.zat kimia jenuh menjadi tidak jenuh setelah selesainya reaksi E1
6.Dua atom karbon yang berdekatan dari senyawa yang sama terlibat.
Rangkum kompetisi persaingan antara reaksi SN1 bersaing dengan E1 dapat di lihat dari skemanya di bawah ini :
Zat antara karbokation yang bisa bereaksi dengan nukleofil sehingga menghasilkan substitusi dan basa untuk menghasilkan eliminasi. Nukleofil dan basa pada skema di atas sama sama digunakan sebagai pelarut.
Reaksi SN1 akan terjadi bila pelarut mempunyai karakter nukleofilik (basa yang sangat lemah) seperti air dan alkohol. Sedangkan reaksi E1 akan terjadi bila saat ada basa lemah atau kuat yang dilarukan dalam pelarut polar seperti ion hidroksida, ion alkoksida dan amida.
Reaksi bersaing antara SN1 dan E1 dapat terjadi pada suasana dimana nukleofil yang terlibat bersifat lemah dan pelarut yang digunakan adalah pelarut polar. Contoh :
Apabila nukleofil yang kita gunakan bersifat kuat dan pelarut yang digunakan adalah pelarut nonpolar, maka reaksi bersaing antara SN1 dan E1 tidak akan terjadi.
Pada suhu yang lebih rendah, reaksi S N 1 dan E1 adalah reaksi kompetitif dan menjadi sulit untuk memilih salah satu dari yang lain. Bahkan jika reaksi dilakukan dingin, beberapa alkena dapat terbentukPERSAINGAN SN1 DAN E1
Reaksi SN1 dan E1 keduanya disukai oleh nukleofili atau basalemah dalam (atau yang merangkap) pelarut protik polar. Reaksi SN1 selalu mendominasi E1, karena hanya diperlukan
Permasalahan.
1.Mengapa dalam menaikan suhu, sedikit memperbesar proporsi E1, sedangkan proporsi SN1 tetap dominan?
2.Manakah yang akan menang jika reaksi yang di lakukan pada suhu rendah?
3.Mengapa E1 dan SN1 tidak bisa bereaksi dengan Nukleofil kuat dan nonpolar?
Hallo sandi, perkenalkan saya nabilah zahrah (A1C118026) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 yang sandi paparkan. Menurut saya jika reaksi dilakukan pada suhu rendah yang akan menang tetap reaksi SN1 karena Reaksi Eliminasi terjadi ketika basanya itu lemah, pelarutnya polar dan suhunya tinggi. Terima kasih.
BalasHapusJika reaksi E1 dan SN1 menggunakan pelarut polar dan nukleofil kuat maka tidak akan terjadi malah jutru akan menjadi reaksi E2 dan SN2
BalasHapusHai Sandi
BalasHapusSaya Firda Oetary (A1C118021) akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1. Dengan adanya suatu peningkatan suhu, maka energi aktivasi akan meningkat. Namun dengan adanya peningkatan Energi aktivasi, maka reaksi akan berjalan lambat dan menghasilkan produk yang sedikit. Sehingga walaupun adanya peningkatan suhu, reaksi eliminasi hanyak akan memperbesar sedikit proporsi dibanding reaksi Sn 1.