Kamis, 26 Maret 2020

Reaksi Adisi pada Aldehid dan Keton



Reaksi Adisi. 

Pada senyawa tersebut, karbonil bersifat polar sehingga bisa di serang baik itu nukleofiliknya maupun elektrofiliknya. 
Berikut adalah contoh reaksinya. 
Pada reaksi tersebut, nukleofilik menyerang atom karbon. Dan pada reaksi di sampingnya juga demikian. 

 Gambar di atas merupakan contoh dari reaksi keton.dimana pada awal reaksi, di pengaruhi oleh reaksi hidrogen sehingga atom O mengikat hidrogen dan di saat pengikatan telah usai, maka reaksi ranggkap antara atom OH dengan karbon akan di adisi dengan nukleofilik sehingga hasil akhir dari ikatan tersebut langsung teradisi.

Berikut kita akan membahas tentang senyawa yang dapat mempengaruhi aldehid dan keton 
1. H2O.
Air dapat mempengaruhi karbonil, menjadi 1,1 diol yang mana di sebut juga dengan hidrat. Dimana reaksi yang terjadi tersebut merupakan reaksi yang reversible di mana apabila di amati, terletak pada sisik karbonil. 
Berikut merupakan reaksi adisi yang katalisnya itu berupa Asam dan basa. 
1.katalisnya basa. 
Pada reaksi di atas, basa menyerang karbonil sehingga terputuslah ikatan rangkapnya pada atom O dan karbon. Yang kemudian di reaksikan dengan H2O. 
2.katalisnya asam

Pada reaksi di atas dimana yang mempengaruhi/katalisnya itu asam. H2O menyerang atom O yang kemudian terbentukan atom OH pad ikatan karbon. Namun ikatan rangkapnya belum lepas sehingga di reaksikan kembali dengan H2Osehingga terbentuklah ikatan non rngkap yang mana di pengaruhi oleh asam tadi atau katalis asam tadi. Karena atom O memiliki kationnya, maka dia memerlukan H2O untuk. Lebih stabil sehingga di reaksikan kembali dengan H2O dan di dapatlah hasil yang satabilnya pada reksi di atas. 
1.Reaksi adesi Alkohol (R-OH).



MEKANISME UMUMNYA


Ctt: Semakin reaktif aldehid / keton maka produk yang di hasilkan akan semakin stabil.

2.Reaksi adisi HCN

Ikatan rangkap C=O akan di masukin oleh Hidrogen sianida menghasilkan hidroksinitril/sianohidrin.
Contoh :
a). Pada Aldehid
Hidrogen sianida di adisi ke etanal.
Sehingga menhasilkan 2-Hidroksipropananitril
b). Pada Keton
Sebuah Keton di adisi ke propanon
Menghasilkan 2-Hidroksi-2-metilpropananitril.
MEKANISME UMUMNYA.


REAKSI GRIGNARD.

Contoh dari sebuab reaksi nukleofilik dari suatu gugus karbonil terdapat karbon positif yaitu merupakan reaksi dari reagencia grignard dengan suatu senyawa karbonil


  1. Mengapa pada reaksi adisi nukleofilik, aldehid memiliki sifat yang lebih reaktif daripada keton?
  2. Kenapa pada adisi HCN dengan menggunakan katalis basa dapat mempercepat reaksi? 
  3. Mengapa pada reaksi reagen Grignard dengan aldehid menghasilkan alcohol sekunder?














Jumat, 20 Maret 2020

Reaksi bersaing SN2 dan E2

Reaksi yang terjadi secara bersamaan itu adalah yang di alami oleh reaksi SN2 dan reaksi E2 dimana larutan polarnya dan basanya yang sangat kuat,sehingga reaksi yang berjalur reaksi SN2 sering kali berkompetisi dengan mekanisme reaksi E2.
Pada saat kompetisi, apabila reaksinya itu sangat kurang basa, maka reaksi SN2 lebih menguasai (lebih gampang bereaksi)  dari pada E2 yang mana E2 itu sering mengalami Eliminasi apabila reaksi tersebut basa kuat(makin basa makin jadi eliminasinya).
-Nukleofil[ basa ]menyerang atom karbon yang meng ikat gugus fungsi,, dari itu untuk terjadilah subtitusi.
-Nukleofil menyerang atom H-B maka terjadilah reaksi eliminasi
Dari penjabaran di atas, merupakan reaksi SN2 dan E2 yang di pengaruhi oleh basa. Kemudian ada lagi yang mempengaruhi kompetisi SN2 dan E2. Diantaranya,
1.Alkil halida primer
-jika alkil halidanya primer,maka lebih ke subtitusi(alasannya karena reaksi alkil halida primer lebih reaktif ke SN2 dari pada E2. Maka dari ini, subtitusi menang.
Contoh:
 Pada saat reaksi, alkil halidanya itu menpunyai halangan berupa sterik, dimana mempunyai subtituen pada karbon beta, maka nukleofil akan sukar menyerang karbon alfa. Sehingga pada kompetisi ini, kedominannan yang menang adalah Eliminasi.

2.Alkil Halida sekunder
-->Pada reaksi dengan alkil halida sekunder ini, tergantung dari basanya dan keruahan atau nukleofil basanya. Makin basa maka lebih ke eliminasi. Makin kurang basanya maka makin ke subtitusi. Jadi alkil halida sekunder ini lebih ke basanya.

3.Alkil halida tersier
Pada alkil halida ini, lebih ke eliminasi. Karena eliminasi ini lebih reaktif alkil halida terhadapnya dari pada SN2 yang mana alkil halida tersier sedikit reaktif terhadapnya.
Contohnya:

Kesimpulan yang dapat di ambil dari ketiga alkil halida tersebut adalah
a). Jumlah alkil yg subtituennya banyak pada karbon alfa, maka eliminasi yg menang.sehingga akibatnya alkil halida tersier lebih banyak eliminasi dari pada alkil halida sekunder dan lebih lagi dari alkil halida primer
b).  Alkil halida dengan jumlah subtituen paling banyak di beta, maka juga cenderung ke eliminasi. 
c). Alkil halida yang tidak ada subtituen beta tidak ada eliminasi. 

Temperatur
=>Kenaikan sebuah temperatur merupakan suatu yang dapat menaikan laju reaksi Subtitusi dan eliminasi.Namun biasanya reaksi eliminasi itu lebih besar dari pada subtitusi karena memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi dan memunkinkan lebih banyak molekul untuk sanggup mencapai keadaan transisi eliminasi. 


Permasalahan.
1.Kapan reaksi bersaing antara SN2 dan E2 ini dapat terjadi ?
2.pada keadaan seperti apa yang menyebabkan reaksi SN2 lebih dominan? 
3.Mengapa pada reaksi persaingan E2 dan SN2 alkil halida tersier menghasilkan E2 yang lebih tinggi dibandingkan  produk SN2 ?

Jumat, 13 Maret 2020

Mekanisme reaksi bersaing SN1 dan E1

Mekanisme reaksi bersaing SN 1 dan E1
SN1 dan E1 ini sering kali memiliki langkah yang sama yang mana sama pembentukan Karbokationnya.
-Dalam reaksi SN 1,nukleofilnya itu menyerang karbokation
-Dalam E1,bsis menghilangkan proton beta pada atom H yang membentuk ikatan baru.
     Dalam reaksi SN1,adalah reaksi subtitusi nukleofilik dalam senyawa organic.dan dalam reaksi E1,merupakan reaksi unimolekuler dan sedangkan reaksi E1 merupakan reaksi eliminasi Unimolekuler.
     Reaksi SN1 merupakan reaksi subtitusi dimana subtituen baru di subtitusikan dengan subtitusi yangada dalamm senyawa organic.Sedangkan reaksi E1 merupakan Reaksi eliminasi dimanaa subtituen yang ada di hapus dari senyawa organic.
Satu hal yang perlu diketahui adalah reaksi SN1 itu adalah reaksi subtitusi sedangkan reaksi E1 itu merrupakan reaksi eliminasi.
SN1
1.reaksi subtitusi nukleofilik dalam s.enyawa organik
 2.memmbutuhkan nukleofil untuk membentuk karbon
3.termasuk subtitusi nukleofil
meliputi eliminasi gugus fungsional
4. tidak ada formasi iatan rangkap yang dapat di amati pada SN1
5. tidak ada jenuh yang terjadi Aabila selesai reaksi
6. Satu atom karbonpusat terlihat dalam reaksi SN 1
Sedangkan E1.
1.Reaksi eliminasi uninolekuler
2.Memerlukan nukleofil untuk membentuk karbon
3.meliputi eliminasi gugus fungsional
4.Terbentuk antara dua atom karbon dalam reaksi E1
5.zat kimia jenuh menjadi tidak jenuh setelah selesainya reaksi E1
6.Dua atom karbon yang berdekatan dari senyawa yang sama terlibat.

Rangkum kompetisi persaingan antara  reaksi SN1 bersaing dengan E1 dapat di lihat dari skemanya di bawah ini :



          Zat antara karbokation yang bisa bereaksi dengan nukleofil sehingga menghasilkan substitusi dan basa untuk menghasilkan eliminasi. Nukleofil dan basa pada skema di atas sama sama digunakan sebagai pelarut.
       
Reaksi SN1 akan terjadi bila pelarut mempunyai karakter nukleofilik (basa yang sangat lemah) seperti air dan alkohol. Sedangkan reaksi E1 akan terjadi bila saat ada basa lemah atau kuat yang dilarukan dalam pelarut polar seperti ion hidroksida, ion alkoksida dan amida.
Reaksi bersaing antara SN1 dan E1 dapat terjadi pada suasana dimana nukleofil yang terlibat bersifat lemah dan pelarut yang digunakan adalah pelarut polar. Contoh :


Apabila nukleofil yang kita gunakan bersifat kuat dan pelarut yang digunakan adalah pelarut nonpolar, maka reaksi bersaing antara SN1 dan E1 tidak akan terjadi.
   Pada suhu yang lebih rendah, reaksi S N 1 dan E1 adalah reaksi kompetitif dan menjadi sulit untuk memilih salah satu dari yang lain. Bahkan jika reaksi dilakukan dingin, beberapa alkena dapat terbentuk

  PERSAINGAN SN1 DAN E1













Permasalahan.
1.Mengapa dalam menaikan suhu, sedikit memperbesar proporsi E1, sedangkan proporsi SN1 tetap dominan?
2.Manakah yang akan menang jika reaksi yang di lakukan pada suhu rendah?
3.Mengapa E1 dan SN1 tidak bisa bereaksi dengan Nukleofil kuat dan nonpolar?